MENEMUKAN DIRI | IKIGAI DAN ANALISIS SWOT


Usia dua puluhan identik dengan krisis kepercayaan diri atau quarter life crisis. Akibatnya kita ingin sekali mencari dan terus mencari apa yang menjadi potensi diri kita. 

Pencarianpun diwarnai dengan kecemasan, ketakutan, dan ketidakpercayaan pada diri sendiri. 

Tenang, kamu tidak sendiri. Berdasarkan riset, orang dengan rentan usia 20-30 tahun akan mengalami quarter life crisis. Salah satunya saya sendiri. 

Ada banyak metode untuk mengetahui tentang diri kita sendiri dan menemukan apa tujuan kita. Dua cara termudah dengan analisis SWOT dan metode Ikigai.


1. Analisis SWOT

Ketika kita belajar tentang entrepreneur pasti hal-hal dasar yang diajarkan adalah tentang analisis SWOT.

Strength (Kekuatan)

Weaknesses (Kelemahan)

Opportunity (Kesempatan)

Threats (Ancaman)

Ternyata analisis ini tidak cuma berlaku untuk bisnis tapi bisa diaplikasikan dalam kehidupan pribadi.

Analisis ini saya mulai saat duduk dibangku SMK. Saya menyadari bahwa cita-cita sebagai psikolog hanyalah angan-angan belaka ketika memilih jurusan administrasi bisnis. Tapi saya tidak menyerah. Ternyata ketika mempelajari ilmu administrasi, kita diajari untuk memenej semua hal termasuk manusia. Dalam pikiran saya, 'Ok, masih masuklah ya kalau kelak saya bekerja dibagian hrd.' 

Saya mulai memilah-milah dan memetakan kembali hal-hal yang saya suka dan kekuatan saya dimana. Saya mulai dengan mengikuti tes-tes potensi diri yang tersedia dibanyak website. 

Darisana saya juga jadi tau apa saja kelemahan saya. Yang sebenernya saya tidak ekspek adalah saya bisa melenceng ke bagian keuangan. 

Saya juga mulai mencari tahu, kira-kira kalau berkarir di bidang-bidang yang saya suka ini potensi kedepannya bagaimana sih? Lalu saya menemukan sebuah "core" bahwasannya ilmu administrasi akan terpakai dalam segala bidang. Jelas disini ada kesempatan dong untuk lulusan administrasi kedepannya. 

Pada saat saya hampir lulus dari SMK saya mulai berfikir kembali soal jenjang karir saya. Saya jelas tidak ingin hanya dibagian entry level saja. Jadi saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah ke perguruan negeri dengan bidang yang sama karena saya mengimani dan mengamini bahwa sepertinya memang ini sudah cocok dengan saya. 


2. Konsep IKIGAI

Ikigai berasal dari Jepang. Iki berarti kehidupan dan gai adalah nilai. Jadi sebenarnya Ikigai adalah objek yang memberikan alasan untuk hidup. Nah, alasannya macem-macem dong. Ada yang demi keluarga, atau mau menjadi apa. 

Kalau di Jepang, Ikigai lebih dekat sama kata seikatsu (hidup keseharian). Jadi ikigai bisa dimaknai dengan kebahagiaan-kebahagiaan kecil dalam keseharian yang dalam jangka panjang akan membuat hidup lebih bermakna. 

Konsep ini unik, setiap orang memulainya dengan cara yang berbeda-beda termasuk saya. Saya mulai menemukan karir berangkat dari "what you can be paid for" dengan motto yang penting dapur mengebul (haha).

Saat itu saya melihat peluang bahwa menjadi penyiar bisa memberikan kehidupan untuk saya. Tapi sebenarnya lebih ke organisasi dan orangnya ya. Saya melihat bahwa perusahaan ini kedepannya akan berkembang karena orang-orang didalamnya dan pemimpinnya sehingga saya 'hayuk saja'. Tapi setelah dua tahun saya memutuskan untuk resign.

Kemudian pekerjaan kedua saya membawa pada (lagi-lagi bukan passion saya karena saya tidak suka angka) karir yang sekarang pelan-pelan terus saya tingkatkan. Walaupun saya mendapat ilmu tentang keuangan, saya tidak semahir itu untuk lanjut terus didalamnya. Tapi hal yang membuat saya bertahan bukan semata karena gajinya tapi karena ada kebermanfaatan dan bisa memberikan impact yang lebih kepada lingkungan saya (semoga ya heheh). Sampai sekarang saya masih terus dan terus untuk belajar lagi soal keuangan baik itu untuk korporasi atau untuk pribadi.


KESIMPULAN

Saya menyadari setiap orang akan menemukan journey-nya sendiri dan setiap perjalanannya pasti berbeda-beda. 

Tapi satu pesan saya, jangan sibuk mencari tapi mulailah. Mulai dari mana? Dari hal-hal yang kamu rasa nyaman, enjoy dan sukai. Gali terus sampai kamu menemukan sesuatu yang membawamu pada turning point. Bisa juga dengan mengingat kembali, waktu kecil kamu sukanya apa terus dianalisa bagaimana peluang kedepannya? Bisa nggak hidup dari sana? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa hidup dari sana? Bagaimana langkah untuk mecapainya? Siapa aja saingannya? Dan analisa lainnya.

Memiliki banyak hal atau menjadi general it's no problem. Karena setelahnya kamu akan menemukan apa yang menjadi spesialismu. 

Kuncinya plan, action, review and action again with other way. Jangan terlalu saklek dengan rencana karena manusia hanya bisa berencana tetapi tuhan yang menentukan. Dari pada kita sibuk pada kubangan rencana yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kita lebih baik berfokus pada solusi atau bagaimana dan present

Hari ini adalah kunci dari apa yang akan terjadi di hari esok. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

DUNIA BROADCASTING DAN PERJALANAN MEMULAI KARYA

Intip Keseruan Kegiatan Perkuliahan Mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga