CARA ATUR DUIT GENERASI KEJEBIT


Rek, udah pernah denger istilah generasi sandwich? Kalau belum, generasi sandwich adalah istilah yang menggambarkan kondisi dimana generasi orang dewasa menanggung hidup tiga generasi mulai orang tuanya, diri sendiri dan anaknya. Umumnya, kondisi ini menimpa seseorang dengan rentang usia 30-40 tahun.



Istilah generasi sandwich pertama kali dikenalkan oleh Profesor dan direktur praktikum University Kentucky, Lexington, Amerika Serikat bernama Dorothy A. Miller tahun 1981. 

Menurut Aging and Elder Care Expert, Carol Abaya ada 3 kategori generasi sandwich yaitu: 

1. The traditional Sandwich Generation dengan ciri orang dewasa berusia 40-50 tahun yang dihimpit oleh beban orang tua berusia lanjut dan anak-anak yang masih membutuhkan finansial.

2. The Club Sandwich Generation adalah orang dewasa berusia 30-60 tahun yang dihimpit oleh beban orang tua, anak, cucu (jika sudah punya), dan atau nenek kakek (kalau masih hidup).

3. The Open Faced Sandwich Generation adalah siapapun yang terlibat dalam pengasuhan orang lanjut usia tapi bukan pekerjaan profesional seperti pengurus panti jompo. 

Alasan hal tersebut bisa terjadi pastinya karena kegagalan finansial orang tua. Berdasarkan riset dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2019, indeks literasi keuangan di Indonesia mencapai 38,03% sedangkan indeks inklusi keuangan mencapai 76,19%. 

Apa perbedaan inklusi keuangan dan literasi keuangan? 

Literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan.

Sedangkan inklusi keuangan adalah ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sehingga dapat disimpulkan jika pendidikan keuangan di Indonesia masih cukup rendah dibanding infrastrukturnya. Hal inilah yang menyebabkan generasi muda rentan menjadi generasi sandwich. 


BAGAIMANA MEMUTUS RANTAI SANDWICH GENERATION


Membayangkan akan menjadi generasi sandwich diera industri 4.0 pastinya terasa semakin menakutkan. 

Tenang, jangan panik. Kita tetap harus bersyukur apapun yang terjadi. Fokus pada masa sekarang adalah kunci untuk mengurangi tingkat stres akibat terlalu over thinking

Fokus pada masa sekarang tentunya harus diimbangi dengan merencanakan keuangan dengan bijak. 

Berikut tips untuk mengatasi generasi sandwich:

1. Mengkomunikasikan dengan pasangan dan keluarga. Dalam hal ini, diperlukan diskusi tentang fokus dan prioritas keuangan seperti apa tujuan keuangan, berapa besar alokasi keuangan untuk orang tua, suami-istri dan anak, siapa yang mencari uang dan siapa yang mengelola uang. 

2. Menambah alokasi pos pengeluaran. Jika sebelumnya anggaran untuk orang tua masih tercampur sebaiknya mulai sekarang dipisah dengan memasukkannya kedalam pos sedekah untuk orang tua. 

3. Memperbesar income daripada pengeluaran. Fokus pada tujuan dan mulai memiliki sumber pendapatan lain sehingga tidak hanya mengandalkan satu sumber pendapatan saja. Ada 3 jenis pendapatan yaitu passive income, earning income dan portofolio income. 

4. Menyiapkan dana darurat. Idealnya, dana darurat untuk sebuah keluarga dengan jumlah anak dua atau lebih adalah 12x pengeluaran bulanan. Dana darurat bisa disisihkan dengan minimal besaran 10% dari penghasilan.

5. Memiliki asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan berfungsi untuk meminimalisir resiko yang terjadi apabila pencari nafkah mengalami kejadian yang tidak diinginkan seperti sakit atau meninggal dunia. Ada dua pilihan yang bisa digunakan yaitu BPJS Kesehatan atau Asuransi swasta. 

6. Memiliki dana pendidikan anak. Mulai rencanakan dana pendidikan anak dengan cara menghitung usia sekarang, berapa lama lagi anak masuk sekolah, biaya pendidikan anak saat ini ditambah jumlah inflasi dalam beberapa tahun kedepan. 

7. Mempersiapkan dana pensiun. Banyak yang masih belum terfikirkan soal pensiun apalagi kalangan anak muda. Biasanya dana pensiun baru terfikir ketika sudah mendekati waktu pensiun. Padahal pada saat itu usia sudah tidak lagi produktif. Untuk menyiasatinya bisa dimulai sejak dini dengan melakukan investasi atau menabung pada lembaga yang khusus menangani dana pensiun. 

Ketika kita berada dalam kondisi menjadi generasi sandwich bukan sebuah penyesalan atau kemarahan yang kita butuhkan, tetapi sebuah solusi untuk mengatasinya. Kalau bukan kita yang memutus mata rantai generasi sandwich, siapa lagi? 

Semoga bermanfaat. 

Komentar

  1. kalau masih single dan nanggung biaya adek dan ortu bisa disebut generasi sandwhich juga nggak ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, karena inti dari generasi sandwich adalah generasi kejepit

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

DUNIA BROADCASTING DAN PERJALANAN MEMULAI KARYA

MENEMUKAN DIRI | IKIGAI DAN ANALISIS SWOT

Intip Keseruan Kegiatan Perkuliahan Mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga