Ibu Pertiwi Berduka

Sumber: google


Akhir-akhir ini, Indonesia berduka. Sering sekali mengalami bencana alam. Mulai dari tanah longsor, angin kencang, gunung meletus, bahkan berpotensi terjadi tsunami di beberapa perairan di Indonesia.

Untuk di kota Malang sendiri, selama tahun 2018 terjadi 223 bencana. Sedangkan di kabupaten Malang terjadi 71 bencana. Data itu berdasarkan rilis dari BPBD kabupaten Malang dan kota Malang.

Sementara di berbagai kota di Indonesia, ada beberapa kejadian bencana yang terjadi diantaranya, ada Gempa di Lebak Banten bulan Januari, Longsor di Brebes bulan Februari, Gunung Sinabung yang kembali meletus dibulan April, Gempa di Lombok bulan Agustus, Gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala bulan September, dan yang juga menjadi perhatian publik adalah tsunami di Selat Sunda bulan Desember 2018. Apabila di total, menurut BNPB ada 1.999 bencana yang terjadi di Indonesia.

Untuk awal bulan Januari ini saja, sudah berkali-kali terjadi gempa yang tidak jarang sampai 5,6 Skala Richter (SR). Bahkan di pantai selatan Kabupaten Malang berpotensi terjadi tsunami di awal tahun sehingga banyak masyarakat yang memilih tidak berkunjung ke pantai dan berimbas menurunnya pendapatan di wisata pantai selatan.

Masyarakat sendiri sering mengaitkan bencana dengan azab pemerintah yang dzolim karena korupsi, maksiat, dsb. Tapi kalau dalam ilmiah, alasan banyaknya bencana yang terjadi karena Indonesia dikelilingi cincin Api (Ring of Fire) dan mirisnya, Indonesia minim alat pendeteksi bencana. Presiden Joko Widodo inginnya alat itu ditambah, tapi sayang dana yang dibutuhkan tidak sedikit.

Lalu, bagaimana Islam menyikapi semua bencana alam yang terjadi?

Kalau bencana dikaitkan dengan dosa kemaksiatan, bisa dikaitkan dengan firman Allah:

"Jika Kami menghendaki menghancurkan suatu negeri, Kami perintahkan orang-orang yang hidup mewah (berkedudukan untuk taat kepada Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri tersebut, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya." (QS. Al-Isra': 16)

Apabila dikaitkan dengan ujian, sebagaimana firman Allah:

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja mengatakan: 'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS. Al-Ankabut: 2)

Tapi, kalau dikaitkan dengan gejala alam juga bisa, sebagaimana firman Allah:

"Dan kamu lihat gunung-gunung itu kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal gunung-gunung itu bergerak sebagaimana awan bergerak. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh segala sesuatu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang dikerjakan." (QS. Al-Naml:88)

Apapun itu, mari kita ambil hikmahnya. Saling bermuhasabah diri, apabila diberi amanat dikerjakan dengan baik, dan senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DUNIA BROADCASTING DAN PERJALANAN MEMULAI KARYA

MENEMUKAN DIRI | IKIGAI DAN ANALISIS SWOT

Intip Keseruan Kegiatan Perkuliahan Mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga