Ketika Sedang Jatuh Cinta
Sumber: Fikiran yang cemarut
Ketika seseorang berusia remaja umumnya akan timbul rasa tertarik kepada lawan jenis yang seringkali diartikan dengan perasaan mencintai yang biasanya menggebu-gebu. Lalu ketika rasa cinta ini terbentur oleh agama, banyak yang akhirnya merasa resah bahkan sampai nekat melanggar syariat. Pertanyaannya, bagaimanakah seharusnya ketika kita merasakan jatuh cinta?
Rasa suka, jatuh cinta, mencintai dan sejenisnya itu perasaan fitrah yg diturunkan Allah kepada manusia. Hal tersebut jelas tidak dilarang, hanya saja dibatasi supaya tidak terjadi hal-hal yg tidak diinginkan. Contoh yang ekstrem kalau sampai kebablasan hamil diluar nikah. Hal tersebut tidak dipungkiri bisa saja terjadi ketika dua orang yang berlainan jenis berdua-duaan apalagi ditempat tertutup, rasa penasaran, ingin menyentuh bahkan memiliki akan timbul secara naluriah. Tapi kalau dalam agama itu katanya karena bisikan syetan.
Nah, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan itulah sebabnya agama mengatur. Supaya ada batasan-batasan dan norma yang dianut. Karena segala hal didunia ini sudah ada prosedurnya masing-masing bahkan ketika mencintai. Adapun beberapa aturan yang perlu diperhatikan adalah tidak berdua-duaan dengan lawan jenis, dan bagi perempuan sebaiknya tidak berhias yang berlebihan.
Pertanyaan selanjutnya, apakah benar kita harus jatuh cinta? Padahal yang namanya jatuh itu diiringi rasa sakit. Kalau begitu kenapa masih mau jatuh cinta?
Siklus jatuh cinta ala remaja kalau ditelisik diawali dengan rasa tertarik, kemudian pedekate, kalau sama-sama suka ya jadian, kalau sudah tidak cocok putus, patah hati, kemudian mencari yang baru. Akan begitu terus. Apa tidak lelah?
Lain halnya kalau bangun cinta. Ketika membangun berarti mulai dari membuat pondasi sampai akhirnya bisa berdiri kokoh.
Lalu bagaimana cara membangun cinta tersebut? Padahal perasaan cinta tidak ada yang bisa menduga.
Ada pepatah yang mengatakan tresno jalaran soko kulino. Berarti cinta tumbuh karena terbiasa dengan cara ditanam, disirami, lalu tumbuhlah benih-benih cinta tersebut. Biasanya yang timbul dari soko kulino karena ada faktor kesamaan misal sevisi atau merasa saling melengkapi satu sama lain.
Adapun cara memilih pasangan sesuai dalam Islam dengan melihat beberapa aspek, diantaranya agamanya, fisiknya dan hartanya. Selain itu, untuk tindak tanduk atau laku yang bisa diamati, biasanya kalau seorang anak cenderung berbakti dengan orang tua misal seorang anak lelaki yang begitu mengutamakan ibu dan saudara-saudaranya kebanyakan dia juga bisa memuliakan pasangannya.
Didalam Islam, perihal cinta sudah diatur dengan sedemikian detail diantaranya disarankan menikah bagi yang mampu. Menikah ini juga ada aturannya, tidak serta merta kalau orang mencintai bisa langsung menikah. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya dari segi kesehatan reproduksi apakah sudah matang, lalu dari segi mental apakah memang sudah siap bahkan ada 5 hukumnya. Dari segi emosi juga apakah sudah stabil dan terakhir dari segi finansial. Tidak dipungkiri finansial menjadi hal paling krusial dan menjadi permasalahan utama dalam sebuah rumah tangga. Maka dari itu usahakan seseorang yang tetap berpenghasilan bukannya penghasilannya tetap karena tidak ada yang namanya penghasilan tetap jika hal tersebut tidaklah abadi.
Sepertinya banyak banget syarat-syaratnya ya? Kalau dari hal tersebut tidak ada yang terpenuhi tapi tetap kekeh ingin mencintai bagaimana? Banyak-banyaklah berpuasa, karena fungsi berpuasa supaya mampu menahan diri dari hawa nafsu. Selain itu fokus pada hal-hal positif contohnya dengan mencintai diri sendiri yang jika diimplementasikan dengan cara tidak mendzolimi diri sendiri (makan tepat waktu, menjaga tubuh supaya tetap sehat, dsb). Ketika kita sudah berhasil mencintai diri sendiri maka kita juga akan siap mencintai orang lain.
Selain itu, pendidikan seks harus diterapkan sejak dini pada anak. Hal tersebut untuk memperjelas batasan-batasan antara laki-laki dan perempuan serta menimbulkan rasa malu. Umumnya seseorang melanggar sesuatu hal karena hilangnya rasa malu padahal malu sebagian dari cabang iman.
Kesimpulannya, kalau berbicara perasaan mencintai pastinya tidak luput dari iman dan bagaimana adab dalam bergaul. Dalam penelitian Machsun, indikator utama dalam kemajuan sebuah masyarakat adalah adab. Karena adab merupakan pengetahuan untuk menjauhkan seseorang dari keburukan.
Semoga yang sedang jatuh cinta bisa membina cinta tersebut supaya tidak menjadi haram.
Komentar
Posting Komentar