JURNAL | MENILIK KISAH KAIN MORI "DIKUBUR HIDUP-HIDUP"

Sumber: google



Sudah pada tau apa itu kain mori? Yups, kain mori lebih dikenal dengan kain kafan atau kain yang digunakan untuk membungkus jenazah dalam Islam.

Kain mori identik dengan hal-hal mistis. Padahal sebenarnya bukan itu saja kegunaan kain mori. Kain mori sebenarnya adalah kain tenun berwarna putih yang digunakan untuk bahan membatik. Tapi, beberapa orang juga menggunakannya sebagai saringan tahu dan layar kain yang legendaris. Kain mori memiliki 2 jenis kain yaitu yang sudah mengalami proses pemutihan atau bleaching dan yang belum diputihkan atau lebih dikenal dengan nama kain belacu.

Pada tahun 1960 sampai 1970an, kain mori pernah sangat populer digunakan sebagai pakaian. Bahan baku pembuatan kain mori sendiri adalah serat alam seperti katun, rayon dan sutra.

Ada beberapa macam kain mori, diantaranya:

1. Kain Mori Batu. Kainnya terbuat dari benang katun 20s dengan lebar kain 115 cm. Kain ini memiliki kerapatan tidak terlalu padat dan cenderung bertekstur agak kasar dan merupakan jenis kain mori kualitas rendah.

2. Kain Mori Biru. Merupakan kain yang memiliki kualitas diatas mori batu karena menggunakan benang katun 30s.

3. Kain Mori Prima merupakan kain kelas menengah. Nah, kain ini yang biasanya digunakan untuk batik tulis dan batik cap. Kainnya dibuat dari benang katun 40s dan memiliki lebar kain 106 cm dan 115 cm.

4. Kain Mori Primis atau Primissima, merupakan kain kualitas terbaik. Teksturnya halus dengan kerapatan yang padat. Biasanya kain ini digunakan sebagai batik tulis premium.


Membaca ulasan di atas, ternyata sebenarnya kain mori tidak mistis-mistis amat ya? Hanya saja budayanya yang sangat kental.

Sedikit cerita perihal kain mori, cerita ini bersumber dari pengalaman beberapa kawan dan saya pribadi.

Jadi suatu ketika disebuah lembaga mengadakan acara dan menginap. Nah, di inti acara ada sebuah kejadian yang cukup membekas. Ceritanya kita seolah-olah udah meninggal lalu dibungkus kain mori dan dikubur.

Dikubur!

Bayangkan kamu masih hidup tapi dibungkus kain kafan dan dikubur!

Menakutkan?

Tapi jangan salah, kuburannya tidak ditutup kok. Kedalaman kuburan kalau yang saya tempati sekitar seperempat meter mungkin. Atau bahkan tidak sampai. Tapi di dalam sana banyak hal terjadi.

Entah ini hanya sugesti atau bagaimana. Tapi ketika di dalam sana, beberapa kawan (dan saya sendiri) menyatakan kalau seolah-olah benar-benar sendirian disana. Engga bisa ngapa-ngapain. Gelap. Temennya cuma cacing-cacing dan hewan tanah yang siap merambat kapan saja.

Lalu, malaikat seolah benar-benar mendatangi. Bertanya ini itu yang padahal jawabannya mudah, tapi ternyata ketika itu tidak bisa menjawab, hanya bisa minta ampun, istighfar sambil menangis kejer. Hanya perasaan sesal yang ada, kenapa sewaktu didunia sering berbuat tidak baik atau penyesalan-penyesalan yang lainnya yang datang. Ketika itu, semua seolah sudah terlambat karena dunia tidak lagi digenggaman.

Rasa-rasanya, semua hal yang diajarkan ketika di bangku sekolah atau cerita-cerita ustaz dan kyai tentang hal-hal yang dibawa mati hanya amal, ilmu dan doa anak soleh seakan benar-benar terbukti. Tapi lagi-lagi apa daya, kita udah meninggal. Udah beda dunia. Engga bisa ngapa-ngapain. Mau minta tolong juga minta tolong ke siapa?

Singkat cerita. Seperti melihat diri sendiri terbaring ditanah dan terbangun dengan perasaan bukan main takutnya, tapi hanya bisa menangis, istighfar dan minta ampun (lagi-lagi). Sadar-sesadarnya kalau dari sana banyak sekali hikmah yang bisa diambil.

Walaupun cerita tersebut mungkin (lagi-lagi) hanya sekedar cerita, dongeng belaka. Tapi semoga ada yang bisa diambil dari sana.

Ah, maaf rasanya sudah tidak kuat lagi jari ini mengetik dengan fikiran kembali berkelana ke waktu itu. Berat banget rasanya. Jadi saya sudahi dulu ya. Semoga. Semoga. Semoga ada yang bisa diambil.

"Tingkat keimanan seseorang tidak ada yang mengetahui kecuali Allah dan diri sendiri. Setiap orang tidak boleh saling menghakimi satu sama lain karena Allah saja maha pengasih tanpa membeda-bedakan umatnya. Jadi, teruslah berbuat baik. Terus belajar dan jangan pernah menyerah. Kalau capek; lelah istirahat sejenak."  

*Tulisan ini didedikasikan sebagai pengingat terutama bagi diri sendiri.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DUNIA BROADCASTING DAN PERJALANAN MEMULAI KARYA

MENEMUKAN DIRI | IKIGAI DAN ANALISIS SWOT

Intip Keseruan Kegiatan Perkuliahan Mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga